Makan Bersama

Ada pengalaman baru yang sebelumnya belum pernah bunda n ayah alami di project-project sebelumnya. Di project Papua ini, temen-temen ayah seriiiing banget ngumpul2 bareng buat makan2. Knapa ya?? Ada yang bilang untuk perbaikan gizi, ada juga yang bilang untuk cari hiburan.

Perbaikan gizi? Yup, terutama buat temen2 ayah yang statusnya single. Disini mereka bisa makan di yang namanya mess hall. Di mess hall ini tersedia berbagai macam menu. Namun (konon katanya) makanannya kurang enak dan rasanya selalu gak pas. Nah, mereka jadi sering banget ngerasa kangen dengan makanan rumah. Supaya mereka gak pengen pulang karena kangen makanan rumah jadi kami yang bawa keluarga selalu berusaha buat bikin makan-makanan ala rumah tiap wiken.

Sementara, untuk urusan cari hiburan...Bayangannya disini itu pusat hiburan satu2nya ada di Tembagapura (orang disini kadang nyebutnya 68, karena Tembagapura terletak di mile 68). Tembagapura terletak sekitar 2 mile (kurleb 3 km) dari Hidden Valley. Nah, di Tembagapura ini ada yang namanya shopping (bule bener ya istilahnya). Di Shopping ini ada kafe yang menyediakan macem-macem makanan dengan rasa standar banget (klo gak mau bilang gak enak) dan swalayan Hero yang cukup lengkap (daging impor Australinya lebih murah daripada di Jakarta). Shopping ini tutupnya jam 6 sore, tapi katanya sekarang ada Lau-Lau Kafe yang buka malem. Selain di shopping untuk urusan dine out, ada pilihan lain di Lupa Lelah Club. Jadi ya kebayangkan gimana acara makan makan wiken itu jadi salah satu option buat cari hiburan.

Acara makan bersama ini kadang tujuan untuk ngerayain ultah salah satu anggota project, kadang cuma buat kumpul aja dan kadang sekalian farewell untuk mereka yang assignmentnya sudah selesai.

Diluar alasan2 di atas terus terang, dibanding project2 Ayah yang lain, cuma di project ini Bunda bs kenal dan dekat ma teman2 se project Ayah dengan baik. Termasuk bisa berteman baik dengan sesama istri2 yang dibawa kesini. Mungkin karena ada rasa senasib sepenanggungan kali ya????