21 March 2008

Ayat-Ayat Cinta

Akhirnya selesai juga Bunda baca n nonton Ayat-Ayat Cinta. Sesuai rekomendasi Bunda milih buat nonton dulu baru baca. Nontonnya hasil didonlodin sama temen Bunda dan Ayah disini. Terus hasilnya ditaro di itouch Bunda.
Begitu selsai shalat Isya dan anak2 plus Ayah dah bobo Bunda langsung nonton deh tu film. Hu...hu langsung nangis bombay dan tersentuh banget sama kata2 puitis yang ada di tu film. Emang bener ya kata orang perempuan kelemahannya ada di kuping hehe. Nangis bukan karena kagum sama Aisha yang ikhlas di poligami tapi karena ngeliat film itu Bunda jadi ngerasa malu sama ibadah Bunda yang buat shalat lima waktu aja seringnya mepet2 :-(. Maluuu banget rasanya sama Allah.
Btw, menurut Bunda meskipun filmnya banyak melakukan perubahan dari isi asli novelnya, Hanung Bramantyo (dan Fedi Nuril juga kali ya?) berhasil menginterpretasikan Fahri jadi jauh lebih membumi dan manusiawi bgt. Terus kliatan banget klo Hanung mungkin bukan pendukung poligami. Jadi si Maria digambarkan kyak "ngeganggu" Fahri dan sangat egois ketika berpoligami. Sementara Aisha yang baek, ngalah dan tabah banget. Terlepas dari segala kontroversi tentang film ini antaralain model jilbab dan cadar yang dipake Aisha yang katanya klo di Timur Tengah sono dipake sama (maaf ya) perempuan nakal. Menurut Bunda film ini bagus banget dibanding film2 Indo lainnya yang temanya gak jauh2 dari hantu. Dan kyaknya salah satu alat syiar Islam yang bagus juga karena (sekali lagi menurutku lo ya) berhasil menampilkan wajah Islam yang ramah dan penuh toleransi.
Terus, di film ini kan juga ada Dennis Adhiswara yang main sebagai salah satu teman kos Fahri. Nah, tentang Dennis ini Bunda inget banget dulu kan Bunda waktu kuliah dulu kan pernah jadi salah satu mahasiswa berprestasi utamanya FISIP UI. Terus ketiga mahasiswa berprestasi ini dibuatin video profile-nya sama Dennis. Cuma dulu dia blom ngetop (iyalah masih mahasiswa gt dia). Konsepnya dia yang kreatif gt, dia bikin seolah2 lagi musim gugur dan Bunda disiram2in daun sama dia dan teman2nya hehe. Lucunya karena disiram daun Bunda yang sering kedip2 gt karena matanya kelilipan :-). Akhirnya take-nya sampai dilakukan berkali2...payah deh emang dasar gak bakat jadi artis. Cuma jd wondering aja...kira2 sekarang videonya ada dimana ya? Kan lumayan buat kenang2an anak cucu ;p.
Bukunya juga bagus, hampir di semua bagian Bunda setuju sama pendapat kang Abik. Ada juga yang Bunda gak setuju terutama yang tentang poligami tentunya hehe. Banyak hadist2 dan ayat2 yang ditampilkan menunjukkan kalo Islam tuh bukan agama yang penuh kekerasan dan garang sebaliknya penuh cinta kasih dan pengertian. Terus terang Bunda terkagum2 banget sama Fahri yang bisa njalanin agama dengan baiknya dan kuat banget tekadnya. Salah satu bagian yang bikin Bunda "kagum" adalah waktu dia bilang soal jadwal. Bahwa jadwal adalah komitmen yang harus dijaga. Aduh jadi maluuuu.
Sebaliknya, dalam novelnya Aisha justru kelihatan lebih manusiawi. Betapa dia cemburu terhadap Fahri dan Maria. Memang dia akhirnya menyetujui pernikahan keduanya namun ide tersebut datangnya dari orang tua Maria bukan dari Aisha seperti di film. Aisha pun menyetujui juga punya alasan "egois" sebenernya, yaitu dia pengen agar Maria bisa bersaksi di pengadilan Fahri.
Tentang poligami pun tersirat disitu bahwa bahwa tindakan itu gak boleh dilakukan sembarangan. Makanya meskipun sebenernya Fahri penah naksir "Nurul" dia juga gak mau waktu Nurul bilang bersedia untuk dipoligami. Sama Maria pun awalnya dia gak mau. Karena dia dah bertekad menjadikan Aisha istri yang pertama dan terakhir. Hanya kondisi Maria dan persetujuan dari Aisha akhirnya ngeluluhin dia. Pun itu dia gak pernah menyentuh Maria kecuali saat membisikan kata2 cinta dan memegang tangannya. Gak ada tuh adegan mesra2an berdua antara Fahri dan Maria. Kyaknya itu cuma pemanis film aja biar seru gtw hehe. Makanya itu artinya laki2 jangan sembarangan berpoligami! Kadang alasan agama suka dipake sebagai justifikasi siy.
Oh iya, lucunya, karena Ayah gak suka baca buku dan terlalu sibuk buat baca buku juga, Bunda seringkali harus bacain bagian2 yang Bunda anggap menarik ke Ayah hehe.

No comments: